M2000.Jakarta – Ketika kita berbicara mengenai umat Islam di Republik Rakyat Cina (RRC) atau Tiongkok, orang pasti akan menyebut Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang yang ditekan oleh Pemerintah Komunis RRC , karena memang lagi panas-panasnya gara-gara perang dagang antara Amerika dan Cina .
Padahal jika dilihat secara umum umat Islam di Tiongkok bukan hanya ada di Provinsi Xinjiang, tapi juga banyak tersebar di wilayah lainnya di negeri itu, seperti di Provinsi Ningxia, Gansu, Hainan, Qinghai, dan Yunnan. Suku yang menganut Islam selain Uighur adalah Suku Hui yang jumlahnya sekitar 10 juta jiwa.

Berbeda dengan Suku Uighur yang secara ras dan etnis memang berbeda dengan rakyat Tiongkok pada umumnya karena berkulit putih dan berhidung mancung, maka Suku Hui ini tidak berbeda dengan rakyat Tiongkok pada umumnya yang berkulit kuning dan bermata sipit.
Suku Hui juga menggunakan bahasa Mandarin dan memiliki budaya yang sama dengan rakyat Tiongkok pada umumnya. Mereka juga tidak pernah punya keinginan untuk merdeka dari RRC. Laksamana Cheng Ho yang legendaris itu berasal dari Suku Hui.
Hal itulah yang membuat Muslim Hui bisa hidup damai dan menjalankan ajaran Islam dengan tenang tanpa pembatasan atau gangguan dari pemerintah RRC. Muslim Hui dibiarkan mendirikan banyak mesjid dan sekolah islam, serta pergi haji dan umrah, bahkan pemerintah RRC saat ini sedang membangun kota muslim terbesar di dunia yang diberi nama Hui Culture Park di Yinchuan.

Di kompleks yang dibangun di atas lahan seluas 67 hektare dengan biaya mencapai USD 3,5 miliar dolar Amerika atau sekitar 45 triliun rupiah itu, selain dibangun masjid, juga dibangun berbagai fasilitas seperti museum, tempat pertunjukan, restoran halal, dan taman-taman yang luas.
Lantas kenapa muslim Uygur mendapat perlakuan berbeda dari pemerintah Cina .
Ternyata awalnya adalah mereka yang ingin memisahkan diri dari Cina . Suku Uyghur yang notabenenya masih berdarah Turki karena memang berbatasan dengan negara Erdogan ini ingin sekali memisahkan diri dari negri komunis itu .
Banyak pemuda dan orang tua yang hijrah ke Suriah dan menjadi militan ISIS yang ingin mendirikan negara Islam . Setidaknya sudah ada 400 orang tewas di Suriah menurut berita resmi pemerintah Suriah , dan diperkirakan ada 3 sampai 5 ribu militan ISIS dari Uighur ini .
Menurut keterangan resmi PP Muhamaddiyah dan Nahdlatul Ulama yang sudah meninjau lokasi Di propinsi Xinjiang , disana yang ada hanya camp untuk membina warga Uyghur . Sebanyak 3 camp suda dikunjungi dari 7 camp yang ada disana . Mereka juga bukan tawanan tapi di didik atau ada penyuluhan deradikalisasi . Dan mereka hanya disana dari senin sampai jum’at saja .
Ini menjawab dari sejumlah fitnah yang ditujukan ke dua ormas besar Indonesia yaitu NU dan Muhammadiah yang dikabarkan disuap untuk tidak ikut campur masalah Uyghur oleh World Street Journal dan CNN.
Simak penjelasan dari Muhammadiyah,
https://www.instagram.com/tv/B6N2L6rp1Zj/?igshid=h0mezszy3swo
Sekarang simak dari Nahdlatul Ulama ,
https://www.instagram.com/tv/B6N0kDrJGAl/?igshid=1xyesugs1iv9o
Kamu harus melihat video di instagram di atas , supaya jelas duduk permasalahannya .. Karena mereka yang berbicara adalah wakil sekjen dan sudah mengunjungi Uyghur .
Tidak benar bahwa Muslim Uyghur disiksa disana , karena camp nya pun mirip pesantren kalau di Indonesia .
Mungkin memang ada yang disiksa , tapi itu bisa jadi oknum yang bermasalah dengan hukum jadi tidak mewakili warga Uyghur .
Dan yang jelas adalah mereka memang mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan , karena otoritas Cina memang melarang didirikan masjid disana . Jadi mereka tetap diperbolehkan beribadah di rumah masing-masing . Lha bagaimana dengan sholat jum’atnya ?

Jadilah netizen yang cerdas , jangan gampang terprovokasi hanya karena berita-berita yang didramatisir .